Semua orang di dunia ini pasti menginginkan kebahagiaan. Hal
ini menjadi kesepakatan bersama bagi kita. Nah sebenarnya apasih kebahagiaan
itu?
Menurut Wikipedia, para ahli mendefinisikan kebahagiaan
berkaitan dengan kehidupan yang baik dan tidak hanya sekedar sebagai suatu
emosi. Kita bisa menyimpulkan kebahagiaan berberda dengan kesenangan.
Misalnya saja nih, kita diraktir semangkuk bakso, dan
kebetulan bakso ini adalah makanan favorit kita, dan kita ditaktirnya di
restoran yang terkenal enak dan mahal banget. Pasti kita akan merasa sangat
senang dengan bakso itu, ya untuk semangkuk bakso, 2 mangkok bakso mungkin
membuat kita tambah senang, 3 mangkuk bakso kita mulai kekenyangan, 4 kita
mulai eneg, 5 bahkan 6 dan seterusnya kita akan muntah, saking gak sanggup
makan lagi. Apalagi setiap hari di bawa makan di tempat itu makan 3 kali
sehari, mungkin kita akan mulai bosan, dan menggangapnya bukan makanan favorit
kita lagi. Seperti inilah analogi kesenangan, kesenangan hanya sebuah luapan
emosi. Kesenangan Bukan kebahagiaan.
Kalau kita nonton video yang kita anggap sangat lucu, kita
akan tertawa terbahak bahak meskipun dalam kondisi hati yang lagi galau. Kita
pergi ke bioskop mahal sekalipun dan menonton film terbaik pun memang akan
membuat kita terhibur tapi gak akan pernah menyembuhkan hati kita yang luka.
Itu semua kesenangan. Luapan emosi. Karena kesenangan bukan kebahagiaan.
Sayang sekali, definisi kebahagian yang seolah olah melekat
di stigma masyarakat saat ini, ketika kita berada pada puncak standar yang
manusia buat sendiri. Standar seperti semakin kaya, semakin ganteng, semakin
cantik, semakin pintar, semakin tinggi jabatan, semakin terpandang kamu adalah
definisi semakin bahagia kamu.
Kita tidak bisa membohongi diri kita bahwa definisi itu
salah, namun memang benar kita akan merasa sangat senang ketika kita mencapai
hal itu. Namun sekali lagi itu hanya luapan emosi.
Fakta membuktikan, berapa banyak orang yang mencapai standar
kebahagiaan dalam tanda kutip itu mengalami depresi. Kita bisa mengambil hikmah
dari kisah anak pemilik Samsung. Pada tanggal 19 November 2005. Dilansir dari
inet.detik.com, seorang putri pewaris perusahaan Samsung, meninggal dunia karena bunuh diri. Gadis cantik itu
dikabarkan meninggal dunia karena depresi berat.
Kalau kita lihat dari standar kebahagiaan tadi, si gadis ini sudah punya
semuanya, cantik,pintar,popular, kaya, terpandang. Namun, kita sama sama pasti
bertanya, kenapa gadis ini mengalami depresi? Kemudian kita akan mulai
meragukan definisi kebagaiaan berdasarkan standar manusia tadi. Sekali lagi
kesenangan bukan kebahgiaan. Kita hanya belum memilikinya, maka kita
akan berandai andai bahagia ketika menikmati itu. Sama seperti bakso tadi. Itu
semua luapan emosi kita.
Jadi sebenarnya apa sih kebagiaan itu?
-----------------------------------------
Dilanjutkan di Part 2 yaa!
#D30WC
#D30WCJilid28
#Day 8
No comments:
Post a Comment